Seni sebagai media pendidikan
Seni merupakan suatu proses penggambaran ekspresi diri
manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia.
Dalam mengungkapkan ekspresi jiwa, seorang individu memiliki cara yang
berbeda-beda untuk menggambarkannya. Oleh karena itu seni sangat sulit untuk
dijelaskan dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu
memilih sendiri perarturan dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan
diri. Inilah yang membuat sebuah seni dirasa menarik untuk dipelajari, karena
dengan mempelajari seni kita dapat melihat berbagai macam cara penggambaran
ungkapan ekspresi individu.
Di dalam dunia pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar pun
seni mempunyai peran yang sangat penting. Di mana seni yang digunakan sebagai
alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mata bertujuan untuk
mendidik anak menjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi
kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat
mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Anak dapat
berimajinasi sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memunculkan apa yang ada
dalam pikirannya melalui pendidikan seni.
Tentunya
dalam dunia pendidikan terutama ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai peran
yang penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh
oleh siswa dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut :
1.
Memberikan fasilitas yang
sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas).
2.
Melatih imajinasi anak, ini
merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekpresi
seorang anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi
yang dapat berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang
telah direkam oleh otak.
3.
Memberikan pengalaman estetik dan
mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu karya
seni sesuai dengan mediumnya.
4.
Pembinaan sensitivitas serta rasa
pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi
imajinatif.
5.
Mampu memberikan pembinaan
ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek berkarya seni kerajinan. Hal
ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis sebagai bekal
hidup di kemudian hari.
6.
Mengembangkan kemampuan
intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan
mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah
Nusantara dan mancanegara.
7.
Siswa memiliki pengetahuan,
pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik
sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya
adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam
tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
8.
Menumbuhkembangkan sikap
profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
9.
Seni sebagai alat pendidikan dalam
pendidikan seni bukan semata-mat bertujuan untuk mendidik anak menkjadi seniman
melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain
itu, seni juga mempunyai peran penting terutama dalam konstelasi kurikulum
pendidikan, antara lain yaitu :
1.
Seni sebagai bahasa visual
Anak usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan
berkarya seni dan hampir bisa dikatakan bahwa perilaku anak dekat dengan
kegiatan kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari tanpa seni”. Kegiatan
berseni merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan pendapat, berkhayal atau
berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak, dan
merasakan perasaan (gembira, sedih, dll).
Dalam konteks seni berperan mengemukakan pendapat tampak
ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggerakkan bertema maupun tanpa
tema. Karya seni mereka berikan tema sesuai dengan keinginan pada saat
itu, sebagai contoh ketika anak membayangkan nikmatnya berada dalam
ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu akan kembali muncul
dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain. Ungkapan itu juga dapat berupa
celotehan suara menyanyi dan menirukan orang sedang menimang boneka. Namun
dapat pula berupa gambar bentuk yang di mulai dari menggambar pesawat terbang
yang indah dengan bentuknya yang khas anak kemudian selang beberapa menit
gambar tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah ungkapan kesal
pesawat musuh menembak pesawat idealnya.
2.
Seni membantu pertumbuhan mental
Ternyata contoh di atas merupakan perkembangan
simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang
difikirkan, dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan
dengan perkembangan usia mental anak. Pada suatu ketikapertumbuhan badan
seorang anak lebih cepat daripada perkembangan pikirannya. Ketidak sejajaran
perkembangan anak tersebut menyebabkan puls perkembangan gambar anak dengan
gambar lain yang normal, oleh karena itu terjadi variasi gambar anak. Hal ini
seiring dengan perkembangan nalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai
perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari
pada ekspresinya maka peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam gambar.
Beberapa figur akan diungkapkan berbeda dengan anak
yang lainnya, anak di suatu tempat tidak akan sama dengan yang lain. Namun,
pada dasarnya pada usia SD yang lain. Perkembangan emosi nya ditandai oleh
perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah jika perkembangan penalaran
anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai dengan delapan tahun (antara kelas I
dan II) merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka pikiran dan perasaan
anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya terdapat anak yang penalarannya dan
perasaannya kuat. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung
menggambar dengan nuansa garis lebih dominan. Maka figur atau obyek lukisan
ditampilkan lebih realistik. Sedangkan anak bertipe perasaan (emosional)
ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna kuat dimana terdapat satu figur
yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar