Jumat, 20 Juli 2012

Rangkuman (Intisari) Isi Buku

Rangkuman (Intisari) Isi Buku

1.        Pendahuluan
Pembelajaran Kertakes memiliki fungsi dan tujuan untuk menumbuh kembangkan berbagai potensi, sikap dan keterampilan antara lain :
1.      Mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa melalui penelaahan jenis, bentuk, sifat, fungsi, alat, bahan, proses, dan teknik dalam membuat berbagai produk teknologi dan seni yangberguna bagi kehidupan manusia, termasuk pengetahuan seni dan keterampilan dalam konteks budaya yang multikultural.
2.      Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan rasa,   kepekaan   kreatif,   keterampilan, dan mengapresiasi atau menghargai hasil karya seni dan kerajinan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
3.      Menumbuh kembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan (leadership), kekayaan (employmentship), dan kewirausahaan (enterpreneuship)
2.        Wawasan Seni
a.    Manusia Dan Kebudayaan
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan memiliki segala kelebihan dan kesempurnaan, yang sangat berbeda dengan binatang. Binatang berkembang dari masa ke masa secara statis, alamiah, dan dengan perilaku yang naluriah. Manusia berkembang secara dinamis, bergerak dan berubah dari waktu ke waktu karena sejalan dengan perkembangan akal, budi, dan dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.

b.    Pengertian Seni
Seni ialah ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena upaya manusia dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, alam, dan sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui media gerak (tari), suara (musik), rupa, dan penggabungan/peleburan berbagai media akan melahirkan kesatuan estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi bentuk, warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.

c.    Apakah Keindahan Itu
a.       Keindahan dalam arti yang luas
Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi: - keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual.
b.      Keindahan dalam arti estetis murni
Keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.    
c.       Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata.

d.    Nilai Estetis
Dalam hal ini keindahandianggap searti dengan nilai estetis pada umumnya. Apabila sesuatu benda disebut indah, sebutan itu tidak menunjuk kepada sesuatu ciri seperti umpamanya keseimbangan atau sebagai penilaian subyektif saja, melainkan menyangkut ukuran-ukuran nilai yang bersangkutan. Ukuran-ukuran nilai itu tidak terlalu mesti sama untuk masing-masing karya seni, bermacam-macam alasan, karena manfaat, langka atau karena coraknya spesifik.

e.    Dorongan Berkarya Seni
Jika kita ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka kita harus memahami dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni. Berdasarkan penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
1.        Dorongan magis dan religius (keagamaan)
2.        Dorongan untuk bermain
3.        Dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis (sehari-hari)

f.     Seni Dan Ekspresi
Seni memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Sehubungan dengan nilai ekspresi dalam seni, Herbert Read merumuskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan seni, sebagai berikut:
-            Pertama, pengamatan terhadap kualitas materiil
-            Kedua, penyusunan hasil pengamatan tersebut
-            Ketiga, pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan emosi atau perasaan yang dirasakan sebelumnya

g.    Seni Dan Alam
Bagaimanapun sikap seniman terhadap alam, ternyata kekaryaannya banyak sekali yang mengikat hubungan dengan alam. Sehingga tidak mengherankan jika orang dulu pernah mangatakan bahwa alam adalah guru para seniman atau nature artis magistra.

h.    Seni Dan Teknologi
Dengan semakin banyaknya temuan-temuan teknologi, yang menghasilkan begitu banyak barang-barang, maka peranan seni rupa atau desain semakin terasa untuk memberikan sentuhan estetik terhadap barang-barang tersebut.

3.        Pengertian Estetika dan Perkembangan
a.    Pengertian Estetika
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat keindahan karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya.

b.    Estetika Dan Filsafat
Pendapat umum menyatakan bahwa estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat yang membicarakan keindahan. Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal :
1.      Nilai estetika
2.      Pengalaman estetis
3.      Perilaku orang yang menciptakan
4.      Seni

c.    Estetika Dan Ilmu
Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of art) dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat.

d.    Pengertian Keindahan Dalam Seni
Bila mengingat kembali pandangan klasik (Yunani) tentang hubungan seni dan keindahan, maka kedua pendapat ahli di bawah ini sangat mendukung hubungan tersebut; Sortais menyatakan bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan sebagai sifat obyektif dari bentuk (l‟esthetique est la science du beau). Lipps berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan perasaan subyetif atau pertimbangan selera (die kunst ist die geflissenliche hervorbringung des schones).

e.    Estetika Klasik Barat
Plato menempatkan seni (yang sekarang dianggap sebagai suatu karya indah) sebagai suatu produk imitasi (mimesis). Karya imitasi (seni) tersebut harus memiliki keteraturan dan proporsi yang tepat.

f.     Estetika Abad Pertengahan
Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam berkarya senii. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat akan menjadi ―belenggu seniman.

g.    Estetika Pramodern
Keagungan, termasuk keindahan merupakan kategori estetika yang terpenting

h.    Estetika Kontemporer
Seni bukan meniru alam, tapi menggubah alam menjadi karya seni
i.      Estetika Timur
Keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan. Seni diolah melalui proses kreatif dari pikiran menuju pada penciptaan obyek yang dihasilkan oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi

4.        Konsep Dasar Seni Rupa
a.    Pendidikan Seni Dalam Kurikulum Sekolah
Isi bidang studi pendidikan kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran menggambar dan seni suara ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak ada. Pelajaran menggambar dan seni suara diubah namanya menjadi seni rupa dan seni musik. Selengkapnya bidang studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater (drama).
Kurikulum 1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984. Penyempurnaan ini ditandai oleh penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi pendidikan seni.
Kurikulum 1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan “integrated learning”atau pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni. Nama pendidikan seni berubah pula menjadi Kerajinan Tangan dan Kesenian.

b.    Sifat Dan Domain Pendidikan Seni
1.    Sifat pendidikan seni
a.    Multidimensional
b.    Multilingual
c.    Multikultural
2.    Domain (dimensi perilaku) dalam pendidikan seni
Brent G. Wilson (Bloom, 1975) mengemukakan tiga dimensi perilaku dari Bloom, yaitu : kognitif, affektif dan psikomotorik menjadi tujuh dimensi perilaku seni yang meliputi : Persepsi, Pengetahuan, Pemahaman, Analisis, Evaluasi, Apresiasi dan Produksi.

c.    Seni Sebagai Media Pendidikan
Istilah seni sebagai media pendidikan tidak berarti bahwa kegiatan seninya tidak penting (karena dianggap hanya sekedar media). Keterlibatan siswa dengan seni tetaplah harus menjadi prioritas dalam rangka membentuk kemampuan seni atau meningkatkan kemampuan seni yang sudah ada pada diri para siswa. Upaya peningkatan kualitas belajar menjadi fokus kegiatan; dan ini berlaku umum dalam program belajar apa pun.

d.    Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu Dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan seni rupa berbasis disiplin ilmu (dicipline based art education, disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir dalam kehidupan bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan, tetapi juga sebagai cabang pengetahuan yang menjadi bahan kajian filosofis maupun ilmiah dan berhak dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas dengan karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan, dikembangkan melalui penelitian.

e.    Pendekatan Kompetensi Dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan kompetensi sesungguhnya sudah agak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru yang dikenal dengan PGBK (pendidikan guru berdasar kompetensi). Dalam bidang seni, pendekatan kompetensi menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia.

f.     Pendidikan Seni Rupa Sebagai Pendidikan Kreatifitas Dan Emosi
1.    Pendidikan kreativitas
Pembinaan kreativitas manusia sebaiknya dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan yang kreatif dan tersedianya kesempatan melakukan berbagai kegiatan kreatif bagi anak-anak akan sangat membantu dalam mengembangkan budaya kreativitasnya. Perlu dingat bahwa dunia anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Kreativitas itu nampak di awal kehidupan anakk dan tampil untuk pertama kalinya dalam bentuk permainan anak-anak.

2.    Pendidikan emosi
Pentingnya pendidikan emosi telah diungkapkan para ahli pendidikan sejak lama. Fransesco (1958), seorang ahli pendidikan seni rupa mengemukakan tugas pendidikan seni rupa antara lain sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dikemukakan, penguasaan emosi sangatlah penting, khususnya pada manusia di zamann modern. Dalam seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi-komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi menjadi dinamis dan bersemangat.

g.    Pendidikan Seni Rupa Dan Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan seni rupa juga  berperanan dalam menyeimbangkan kehidupan individu dalam pengembangan kepribadiannya, baik dalam aspek kecerdasan maupun perasaan dan kehendak. Lebih khusus lagi pendidikan seni dapat menghaluskan rasa, dan mengembangkan daya cipta, serta mencintai kebudayaan nasional, bahkan menghargai hasil-hasil kebudayan/kesenian dari bangsa manapun. Hal ini diperlukan dalam rangka menghadapi kehidupan yang semakin kompleks, yang ditandai dengan arus globalisasi akibat ledakan teknologi komunikasi.

h.    Peranan Guru Seni Rupa
Guru memegang peranan penting dalam pendidikan seni. Setiap guru seni perlu memahami kepemipinan bagaimana dan tanggung jawab apa yang dituntut para siswa serta bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi kepada mereka, apa yang boleh dan yang tidak boleh dia lakukan. Di ruangan kelas, setiap saat guru senantiasa diperlukan para siswanya.

5.        Aneka Kegiatan Berkarya Seni Rupa
a.    Berkarya Seni Rupa Dwimatra
1.        Membatik sederhana
2.        Tarikan benang
3.        Inkblot
4.        Menggambar dengan tiupan
5.        Cetak penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian
6.        Cetak sablon
7.        Monoprint
8.        Finger painting (lukisan jari tangan)
9.        Kolase
10.    Montase
11.    Mozaik
12.    Menggambar bentuk
13.    Menggambar dekoratif
14.    Menggambar ilustrasi
15.    M3 (melipat, menggunting, menempel)
16.    Menganyam

b.    Berkarya Seni Rupa Trimatra
1.        Membutsir
2.        Merangkai
3.        Membuat topeng kertas
4.        Membuat wayang kertas

c.    Origami
d.    Berkarya Seni Kerajinan Simpul (Makrame)
-       Ikat pinggang
-       Gelang
-       Kalung
-       Alas gelas
-       Hiasan dinding
-       Taplak meja

e.    Aspek Pembelajaran Seni Rupa
Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting adalah apresiasi. Dalam bahasa sederhana, apresiasi berarti menerima, menghargai melalui proses yang melibatakan rasa dan fikir. Apresiasi seni di masyarakat kita, juga di dalam kelas, sampai saat ini masih terbatas sekali dalam arti belum banyak dikembangkan. Sesungguhnya pada masa sekarang, anak-anak memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan apresiasi dibandingkan dengan zaman dahulu. Kini teknologi elektronika, khususnya reproduksi dan percetakan sudah maju. Karya-karya terkenal dapat diperlihatkan guru kepada para siswa di sekolah. Pameran-pameran seni juga lebih sering diselenggarakan.

6.        Pertimbangan Metodologis dalam Pendidikan Seni Rupa
a.    Pendekatan Dalam Pendidikan Seni Rupa
Memilih pendekatan pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan pendidikan seni itu sendiri, maupun tujuan dan jenis atau karakteristik bahan ajar itu sendiri.
1.    Pendekatan Umum Dari Aspek Manajerial
a.    Pendekatan otoratatif
Secara umum pendekatan otoritatif sering dipandang tidak baik, karena cenderung menekan anak (represif).
b.    Pendekatan permisif
Menurut pandangan ini, (dalam sisi ekstrimnya) jangan ada pengarahan-pengarahan atau petunjuk-petunjuk. Serahkan semuanya kepada anak didik
c.    Pendekatan demokratis
Pendekatan demokratis bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan pendapat.

2.    Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis
a.    Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan ini mengutamakan penyediaan iklim belajar yang kondusif, penerimaan warga belajar sebagaimana adanya, menghargai perbedaan individual.
b.    Pendekatan pengubahan tingkah laku
Pendekatan ini menekankan pada pemikiran bahwa tingkah laku dapat diubah melalui cara-cara tertentu.
c.    Pendekatan proses kelompok
Pendekatan ini menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif).

3.    Pendekatan Dalam Segi Proses Belajar
a.    Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Jenis-jenis kegiatan belajar antara lain penyelidikan, penyajian, kegiatan mekanis (latihan-ulangan), apresiasi, observasi, dan mendengarkan, ekspresi kreatif, kerja kelompok, percobaan, mengorganisasi, dan menilai.

b.    Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan  keterampilan  proses  menekankan  pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan   dan mengkomunikasikannya.
1)        Pendekatan inspiratif
Harus memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa pendidikan seni sebagai wahana bermain yang bermuatan edukatif dan membangun kreativitas.
a)    Stimulasi klasikal rutin
b)   Stimulasi individual rutin
c)    Stimulasi klasikal insidental
d)   Stimulasi individual insidental
2)        Pendekatan analisis
Pendekatan ini berkaitan dengan proses pembimbingan pembuatan karya seni rupa (dan kerajinan).
3)        Pendekatan empatik
Pendekatan ini mengajak para siswa untuk mengamati dan menghayati peristiwa atau benda seni.

4.    Pendekatan Berbasis Kompetensi
Inti pandangannya adalah tujuan akhir dari pembelajaran harus tercermin dari kompetensi siswa lulusan. Setiap bahan ajar yang dipilih serta metode dan media yang digunakan harus diarahkan kepada pembentukan kompetensi siswa.

5.    Pendekatan Pembelajaran Terpadu
Jadi dengan pendekatan pembelajaran seni seni terpadu ini, anak dapat memahami suatu konsep sekaligus dalam beberapa bidang seni. Konsep-konsep ini menjadi lebih bermakna karena dikaitkan dengan kehidupan anak.

b.    Metode
1.    Metode Ekspresi Bebas
Metode ini dapat digunakan pada saat guru – guru menghadapi anak-anak TK, SD, dan anak-anak dari sekolah lanjutan, dan dapat pula digunakan oleh para calon seniman yang belajar padanya.
a.    Tema
b.    Media
c.    Gaya ungkapan
2.    Metode Kerja Kelompok
Jika metode ekspresi bebas lebih banyak menjamin kebebasan anak-anak untuk menyalurkan ungkapan perasaannya, maka hal ini harus diimbangi dengan metode yang lebih mengutamakan pengalaman berkelompok pada anak-anak, untuk membina perkembangan sosial mereka.
a.    Kerja paduan (group work)
b.    Kerja kolektif (collective painting)
3.    Metode Global
Tujuan utama penggunaan metode ini ialah agar anak-anak dapat menangkap bentuk
keseluruhan dari bentuk model yang disediakan. Salah satu teknik dalam metode global ini yang paling cocok digunakan anak-anak untuk menghasilkan bentuk keseluruhan melalui obyek yang disediakan ialah teknik siluet.

c.    Evaluasi
Karena evaluasi dalam pendidikan seni merupakan penafsiran kita terhadap proses berkarya anak dan karya sebagai hasil kegiatan itu, maka itu pun merupakan bagian menyeluruh yang menjadi sumber tolok ukurnya.
1.    Pengukuran Prestasi
2.    Pengukuran Perkembangan
3.    Penafsiran Proses Dan Hasil Karya
a.    Proses sebagai tolak ukur evaluasi
b.    Hasil karya sebagai sumber tolak ukur
1)        Goresan
2)        Bentuk
3)        Warna
4)        Komposisi (tata letak unsur-unsur rupa)
5)        Kesan keseluruhan

7.        Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar
a.         Mengenal Perkembangan Seni Rupa Anak-anak
1.    Masa mencoreng (scribbling) usia 2-4 tahun
2.    Masa prabagan (preschematic) usia 4-7 tahun
3.    Masa bagan (schematic) usia 7-9 tahun
4.    Masa realisme awal (dawning realism) usia 9-12 tahun
5.    Masa naturalisme semu (pseudo naturalisme) usia 12-14 tahun
6.    Masa penentuan (period of decision) usia 14-17 tahun
b.        Rencana Pembelajaran
1.    Pengertian
Perencanaan pengajaran (atau sering disebut desain instruksional) merupakan usaha guru dalam merencanakan bahan-bahan pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, yang ditulis secara sistematis dan mengacu pada GBPP yang telah ditetapkan.

2.    Bentuk rencana pembelajaran
a)    Rencana tahunan
Yang dimaksud Rencana Tahunan ialah rancangan bahan ajar yang disusun untuk satu tahun ajaran.
b)   Rencana catur wulan
Rencana Catur Wulan yaitu merupakan penjabaran dari rencana tahunan, karena dalam rencana catur wulan juga dicatat tentang tujuan umum yang harus dicapai oleh setiap pokok bahasan, mencantumkan buku sumber yang harus dipakai, media pengajaran, tentang waktu pelaksanaan tes formatif dan tes catur wulan, serta rincian singkat dari setiap pokok bahasan yang akan disampaikan.
c)    Rencana harian (satuan pendidikan)

3.    Rumusan TIU dan TIK
a)    Bentuk rumusan
Pertama-tama yang harus diperhatikan dalam merumuskan TIK ialah bentuk kalimatnya. Bentuk kalimat harus kalimat aktif, subyeknya ialah siswa sendiri. Hal ini dilandasi oleh ciri sistem pendidikan modern yang berpusat pada anak (CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif). Pada setiap rumusan TIK hanya mengandung satu kata kerja, dan kata kerja yang digunakan harus kata kerja yang dapat diamati agar dalam melaksanakan evaluasi, proses dapat dilakukan dengan lancar.
b)   Isi rumusan
Ada sebuah kaidah yang memberi kemudahan dalam memikirkan isi rumusan TIK. Kaidah itu dikenal dengan sebutan Kaidah ABCD yang sesungguhnya merupakan singkatan dari empat buah kata Inggeris yang diambil huruf depannya dari setiap kata:
A= Audience, siapa yang melakukan kegiatan belajar.
B= Behavior, kemampuan apa yang harus dicapai oleh yang belajar.
C= Condition, syarat apa yang harus dipenuhi oleh kemampuan yang
diperolehnya.
D= Degree, sampai sejauhmana tingkat keberhasilan yang harus dicapai
olehnya.

c.         Penentuan Materi Pembelajaran
Dalam kegiatan seni rupa, materi pelajaran itu merupakan bagian yang sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya.

d.        Kegiatan Pembelajaran
Pada bagian ini tidak banyak hal yang harus dibahas. Yang terpenting bahwa tekanan pembelajaran terletak pada anak-anak (siswa). Keaktifan siswa di kelas, baik dalam berkarya maupun mengapresiasi karya seni menjadi target pengajaran.

e.         Media Pembelajaran
Media pengajaran harus menjadi pemikiran Pendamping dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dan bahkan dituliskan dalam perencanaan pengajaran.

f.         Memilih Metode
Metode yang bersifat umum di antaranya:
a.     Metode diskusi
b.     Metode tanya jawab
c.     Metode pemberian tugas
d.     Metode simulasi dan bermain peran
e.     Metode sosiodrama









Tidak ada komentar:

Posting Komentar